Menangis lagi, kau
Mengeluh gamam roda hidup, pasti
Kemanusiaan yang tak adil dan merana
Adalah satu, jalan hidup yang tak bisa kita terka
Tertawa lagi, kau
Kuat Emosi memuncak kala detiknya
Bimbang menimang angin, lalu
Mengikutinya, Kita
Bersama lagi, kita
Di antara Kata
Berdua lagi, karena
Kita berada di atas pedati yang sama
Dan roda hidup selalu menyajikan kegelapan
Sementara penerang adalah, kau
Yang meng-Aku
Tinggalkan Balasan