Oleh: Karina RSF

 

Apa benar kaum kami itu tumpul otak?
Hanya karena pengaruh paham yang terkotak,
Atau justru memang ada yang mengatak?
Ah, jangan sampai si lutut tanpa tatak

Apa salah kami?
Satu demi satu keturunan kami pun kalian hakimi
Belum lagi yang dicabuli,
Brengsek! Ku balas kau dengan kebiri

Mual mulut kami untuk selalu menunduk
Tanpa sadar kami pun terkutuk
Ah lihainya lidah para penguasa penduduk
Hanya dengan membual sembari tak henti menunjuk