aldiantara.kata
Setelah gerhana bulan, apa yang ramai menjadi kebisingan kini berada di dunia maya. Apa yang tersisa dari obrolan kedai kopi yang ramai dibahas melalui urut kata yang populer di Twitter?
Menurutmu bisakah kita tak usah bercerita agar tak banyak orang tahu? Usah kau memberi pesan kepada yang kau tuju, tanpa harus memancing-mancing siapa dahulu yang memulai obrolan lewat meja status. Ah, aku lupa, orang malas berjalan sekedar melewati rumah, siapa tau kau berada di sana, berada di beranda? Engkau mesti berada di dalam kamar, berselancar dan asik buat diskusi pada alam maya.
Engkau tahu, aku selalu membuat markah setiap kali scroll postingan lucu dan sedikit saru. Berharap apakah engkau mau untuk melihatnya? Setidaknya apakah tanda-tanda ini yang kususun sekaligus dapat menghiburmu? Atau kutandai video-video yang ditake dan sudah menjadi dingin, kusimpannya sebagai rencana untuk kutonton nanti, sembari setiap-tiapnya tertimbun oleh kuantitas konten yang jauh dari padam api. Namun tetap kutaruh tanda juga.
Apa naif bila aku ingin selalu menutup hari dengan melihat konten-konten lucu, (tidak lagi doa)? Bukankah sama baiknya jika tak ingin cepat menua?
Tinggalkan Balasan