aldiantara.kata
It turns out freedom ain’t nothin’ but missin’ you – Taylor Swift ‘Back to Desember’
Tak apa. WhatsApp down. Sejenak kau bisa beristirahat. Tak ada buru-buru pesan untuk segera kau balas. Tak ada alasan untuk dapat mengabari siapa-siapa.
Sudah berapa lama terakhir kau putar radio? Ada suara penyiar dengan suara yang meneduhkan. Seperti Payung Teduh yang mendendangkan lagu resah. Juga lagu tidurlah.
Sahabat kreatif, seluruh kru yang bertugas undur diri… Penyiar pun beristirahat sejenak hingga pagi. Lagu keroncong membawa kepada perasaan yang tak karuan: ini bukan aktivitas seperti biasanya. Ini bukan rutinitas. Ketiba-tibaan. Berada di jalur yang tak biasa kau lakukan. Terkejut?
Terpikir untuk berolahraga esok? Setidaknya dengan berjalan kaki, kita tak menjumpai hari pada pagi dan remang lampu malam. Tiada kata biasanya, biasanya, dan keselaluan. Memang bahagia kah mereka yang latah katakan ‘selalu’? Apa mungkin kini ‘selalu’ dan ‘jemu’ tak bisa dipisahkan dari kehidupan.
Bagaimana kabar ‘tak pernah’ yang kini telah menemukan ‘kesempatan’ untuk menjadi ‘pernah’? Apa sesuatu yang bebas kini dinamakan ‘tiba-tiba’. ‘Pernah’ lalu menjadi ‘selalu’. Adakah beda ‘selalu’ yang menyenangkan dengan yang tidak.
Tak apa. WhatsApp down. Kita jadi perhatikan buku di rak yang sudah ditiduri debu. Tak apa juga bila kesempatan ini dimanfaatkan untuk sekedar menyentuh buku, untuk kemudian kita kembalikan lagi, tanpa selembar pun dibuka.
Perhatikan. Pesan-pesan masih bersimbol jam tangan. Pending. Kita masih saling menunggu. Hingga saatnya tiba kembali normal. Aku harap kita telah sama-sama beristirahat.
Centanglah. Harap agar segera sampai dan menjadi notif gawai.
Centang seperti list-list yang harus kita lakukan pada setiap hari yang tak pernah sempurna dilakukan. Hingga menuju Desember, hujan berulang kali turun, lagu Back To Desember Taylor Swift terulang di kanal-kanal musik, harapan agar sampai pada tahun yang baru, membawa sejumput angan-angan yang baru. Kemudian kita terjebak pada rutinitas yang asing, lalu terbiasa, dan menjadi ‘selalu’.
Ternyata kebebasan bukanlah apa-apa selain merindukanmu. – Taylor Swift ‘Back to Desember’
Pada akhirnya, tetap kau yang berpendar-pendar di alam pikiran.
Tak apa. WhatsApp down. Agar badut-badut penghibur segera beristirahat. Tak perlu meminta maaf. Kembali memikirkan perasaan mereka sendiri.
Tinggalkan Balasan