Oleh: Power Rangers Merah

 

Pak Menteri Juliari Batubara yang saya hormati, tulisan ini dimaksudkan sebagai dukungan terbuka untuk Bapak, semacam dukungan moril kecil-kecilan gitu lah. Tidak adil rasanya jika semua warga hanya menghujat. Sebagai warga yang baik, saya turut berbela sungkawa atas musibah yang menimpa Bapak. Banyak orang menganggap korupsi yang Bapak lakukan kurang sopan. Sebab, selain dilakukan di tengah wabah pandemi, korupsi terhadap bansos tersebut juga cukup besar, yakni 17 M. Tapi menurut saya, yang paling tidak sopan itu ya KPK-nya. Coba saja kalo KPK cuek seperti perlakuan terhadap Harun Masiku, pasti Bapak tidak se-apes ini. Huh, dasar KPK.

Padahal Bapak ini dari PDIP, Bapak harus belajar banyak lho dari Bu Puan. Setidaknya selama satu periode beliau menjabat sebagai Menko Pembangunan Manusia dan Kebudayaan, Blio gak korupsi sama sekali, sebuah prestasi yang luar biasa. Itu berkat hasil konsistensi Bu Puan untuk gak ngapa-ngapain dan gak ngasilin apa-apa, jadi ya apa yang mau dikorupsi. Bapak sih terlalu aktif.

Semua bermula saat Kemensos perlu pengadaan sembako bansos penanganan Covid-19 dengan nilai Rp5,9 triliun. KPK merasa ada kejanggalan sebab penyedia sembako langsung melalui penunjukan dan diindikasi ada aliran dana dari perusahaan ke kantong Juliari Batubara. Walhasil, hal tersebut ditelusuri sampai KPK meng- OTT dan menemukan uang dengan sejumlah pecahan mata uang asing. Masing-masing yaitu sekitar Rp 11,9 miliar, sekitar USD 171,085 dan sekitar SGD 23.000.

Banyak rakyat Indonesia menganggap Bapak adalah menteri paling menjengkelkan. Sejatinya mereka kurang objektif, Pak. Bapak ini kan seorang menteri, yang tentu memikirkan hajat untuk orang banyak, ada banyak beban dan tanggung jawab yang Bapak pikul. Lha, mbok rakyat harus dewasa, rakyat itu ngga mikirin orang banyak, tanggung jawab mereka hanya ngasih makan keluarga sama membelikan kuota untuk sekolah online anaknya, sisanya bisa untuk mabar sama pushrank. Masak cuma sedekah 10k per-orang saja untuk kesejahteraan menteri kita ngga ikhlas dan ngga terima. Dasar rakyat serakah!!!!

Tolong rakyat itu harus sadar diri. Selama pandemi, mau kalian kena PHK, penghasilan merosot, kehilangan pekerjaan, biaya listrik naik, susah makan dan seabreg kesulitan yang kalian hadapi, kalian masih enteng tanggung jawabnya, ngga kaya Pak menteri, Blio kan harus ngurus banyak bantuan dan kesejahteraan sosial. Mbok ya tolong, jadi rakyat jangan serakah-serakah amat, jumlah 17 M itu sedikit lho untuk nilai cashback bansos yang jumlahnya triliunan itu. Ini kan mumpung negara semrawut, kapan lagi coba pejabat kita bisa dapat cashback tipis-tipis dan minim ketahuan.

Tapi tenang, Pak, media sudah alihkan haluan pada kasus meninggalnya enam simpatisan Habib Rizieq yang perlahan akan mengalihkan perhatian masyarakat. Bapak jangan khawatir, sebagaimana korupsi-korupsi yang lalu, masyarakat kita mudah memaafkan dan cepat melupakan, semua berkat dukungan media dengan selingan berita-berita tidak penting. Tenang ya, Pak. Toh, uang 17 M sepertinya cukup untuk menyewa apartemen… eh sel mevvah, sehingga Bapak bisa bertetanggaan dengan SetNov dan beberapa napi tipikor lain.

Pak, anda ini kan wakil rakyat. Biar anda saja yang mewakilkan kesejahteraan kami, sengsaranya, bisa kita tanggung sendiri. Yaaa pokoknya, biar rakyat aja, Pak, yang sengsara, anda jangan!