Oleh: Azizatunnuha
Malam ini waktu sedang memusuhiku
Dia menyerangku tanpa permisiku
Dia luapkan segala rasa yang lama kukenal ke seluruhku
Menghujam tanpa celah sedetikpun
Barangkali aku lupa
Tapi tidak
Percakapan hangat namun sadis sore itu
Dengan lengkungan senyum di bibirnya
Ia menyuapiku dengan sajian manis
Aku menelannya dengan hati
Menatap terkagum pada matanya
Berbinar seperti bayi yang lugu
Benar.
Sore itu aku mengerti
Alasan mengapa selama ini dia ada
Mengapa selama ini dia peduli
Mengapa selama ini dia manis
Saat itu aku tersedak
Tak pernah terlintas se-milidetik-pun
Mataku mulai berbinar
Dia memerah
Basah terasa di seluruh bola mataku
Hatiku tersedu
Seluruhku bagai diterpa badai tak berkesudahan
Tatanan masyarakat memisahkan hal paling berharga di dunia ini
Cinta,
Iya.
Suku.
Kita berbeda
Bertahun kuhabiskan dengan bertanya
Namun aku lega.