Tag: kopi

Potokopi

Oleh: Aldiantara Kata

 

Kak Apol ini gimana, sih? Padahal aku pesan susu kopi, tapi malah dibuatkan kopi susu. Wangi kopi ngga pernah mengecewakan, tapi sejujurnya ngga suka rasanya yang terlalu pahit.

Dalam secangkir ketjil Kopi Temanggung, aku tak sempat foto ketika bertamu pada seorang dosen malam itu, keburu memanggilku. Padahal, lensa kamera sudah membidik posisi tepat mengambil gambar, antara kopi cangkir dan pot ketjil di atas meja.

Ada suatu foto, tak ada kau di dalamnya. Orang tak tahu di mana bekas kakimu berpijak, adalah keindahan abadi tanpa bisa seorang pun mengomentari kau yang muda atau menua.

Ada suatu foto, ada kau di dalamnya. Orang tak tahu di mana aku meletakkan cintaku.

Ada suatu foto, ada kita di dalamnya. Orang-orang tak tahu suatu rahasia yang kelam, adalah kehidupan yang tidak dibangun di atas air bermanis madu, namun juga kopi pahit yang kita minum perlahan.

Karena foto mesra adalah citra, sementara quotes seringkali menipu.

Cinta mutlak butuhkan pengalaman sepahit kopi. Senikmat-nikmatnya. Emoticon di whatsapp yang seringkali buat salah paham. Cara membaca pesan dengan salah intonasi. Penolakan berujung pertengkaran. Kita yang saling memendam rahasia.

Kita yang saling menyarankan lagu-lagu untuk mewakili perasaan, hingga lupa kita berbicara dengan bahasa kita sendiri.

Kita yang saling menyarankan drama-drama film untuk kita saksikan, hingga lupa kita sedang menciptakan sejarah yang membutuhkan keberanian kita sendiri untuk lakoni.

Kita yang saling menyalahkan, hingga lupa kita memuji dan melempar rindu.

“Kekasih, kau kuat sekali, kau senyum dengan air mata yang tertahan, melihatku marah, tak pahami keinginanmu.”

“Maukah kita berdamai, tanpa harus buru-buru menelan kepahitan yang fana ini?”

Jalan Bahagia

Oleh: Azki Khikmatiar

Dalam secangkir kopi yang hampir dingin
Kukumpulkan segala bentuk kekosongan
Malammalam yang menyesatkan
Lagulagu yang lebih tenang daripada kesunyian
Deadlinedeadline yang menyebalkan
Rencanarencana yang berantakan
Tuntutantuntutan yang dipaksakan
Pertanyaanpertanyaan yang membingungkan
Penderitaanpenderitaan yang tak berkesudahan

Bagaimana jika ternyata segala bentuk ketidakberpihakan yang telah kukumpulkan
dapat membawaku pada sebuah jalan bernama kebahagiaan?
Bagaimana jika ternyata kekuasaan panjang yang kumiliki dapat memisahkan mimpimimpi buruk di luar sepengetahuanku?

Ah sudahlah!
Bukankah segala sesuatu yang terjadi adalah yang terbaik?

Pemalang, 18 September 2020

Casino

Sudah pagi. Beburungan yang hinggap pada pohon mangga berkicau berbincang dengan alam yang dingin. Indah. Syahdu. Perlahan langit menerang. Bumi sedikit lebih hangat. Kicauan alam berganti dengan kendaraan berlalu lalang. Atau bunyi sepeda penjual sayur, disambut dengan ibu-ibu yang sudah bangun lebih gasik dari suami-suaminya.

Semalam rasa pahit kopi masih terasa. Antara aku, cangkir dan sebuah rumah di depanku menghadap, seperti garis lurus.

Ada apa?

Rumah kecil kulihat di dalamnya dua perempuan paruh baya duduk di berandanya. Pintu rumahnya terbuka, ada dispenser juga pintu yang dibuat dari kain.

Kawanku Bahduki sibuk membicarakan pengacara sukses di Jakarta. Sementara pikiranku mengemis kebahagiaan pada senyum ibu yang duduk di rumah tua depan. Dunia di usia dua lima ku nampak seperti casino. Memaksa takdir berikan sedikit peruntungannya pada usaha yang kujalani.

Dunia di usia dua lima ku penuh dengan pencitraan kepada kawan lama. Aku sudah menjadi apa. Kamu sudah menjadi apa. Pencapaian! Semua berbalut foto medsos yang menipu. Dunia di usia dua lima ku penuh dengan pencitraan kepada kawan baru. Mulut berbuih sembunyikan kebohongan.

Tiga hari lalu, pergi ke kedai ini aku tak jadi memesan apapun, lantaran aku melihat beberapa polisi nampak lakukan sidak dadak. Aku lajukan motor yang belum kuservis cari tempat lain. Setelah beberapa hari, baru kutahu sidak polisi bukan pada kedai, tapi menjenguk dan memberi bantuan kepada ibu di rumah tua.

Di pagi hari ini. Ada yang lebih gasik dari burjo yang buka jual sarapan: Konter pulsa! Kalau soal pulsa dan kuota, ngga ada yang berani viralkan isu pulsa syar’i, lantaran ada yang selalu menggoda: Open, Kak. Real. Untuk yang serius aja. Php basa basi block!!