Oleh: Azki Khikmatiar
Setelah segalanya berakhir pucat pasi,
Belum puaskah kau membuatku terus
menulis puisi?
Memungut kata demi kata yang tercipta
dari sebuah lara menuju sebatas rela
Menyusun asa yang telah lama putus
Merajut kabar dari debar yang barbar
Berulang kali; lagi dan lagi!
Seringkali sesuatu yang kuyakini
tak kunjung bisa kau pahami
Amarah terbelah tak tau arah
Rumah berubah tak lagi indah
Ramah merekah bersama gelisah
Melangkah dengan berdarahdarah
Kemudian jatuh hingga menyisakan
segenap luka yang tak kunjung sembuh
Dan kau tau bukan?
Segalanya sempat begitu rapuh
Sebelum kau menjadikannya utuh
Sepertinya kita samasama terjebak
Pada rasa takut yang menyeruak
Pada getir yang telah lama terukir
Ah! Barangkali ini adalah takdir!
Dan untuk yang terakhir kalinya,
Izinkan aku mengabadikanmu
dalam katakata; diantarakata!
Slawi, 26 Oktober 2021
29 Oktober 2021 at 3:51 pm
Haduuuuh nyesek bgt si,apalgi pas bagian,”dari sebuah lara menuju sebatas rela,rumah tak lagi indah, barangkali ini adalah takdir” serasa ini keadaan saya sekarang,huuuh tuhaaan , baiklah Teruntuk penulis,tetaplah galau meskipun tidak ada yang menyakiti,ditunggu puisi selanjutnya tapi yg galau,soalnya rasa sakit ajah nikmat