Rembulan pada bahu lampu merah, dan gemintang yang berada di timur lautnya. Siapa mau menjemput sesuap sepi yang terbit pada rentang waktu yang kita mengira berlalu begitu lama. Adakah kita menerima, kepada sebuah jawaban yang tidak kita inginkan. Sementara gerimis, berada di luar jendela, ditemani kaca berembun.

Manusia-manusia yang kalap kepada materi, belum juga tidur malam ini. Pun turis-turis yang berziarah pada kota lama. Juga puan dan tuan yang kalap melahap kerinduannya, belum juga tidur malam ini. Mereka sama, menatap rembulan pada bahu lampu merah, dan gemintang yang berada di timur lautnya.

Hanya pada saat tidur, manusia menjadi manusia itu sendiri. Tidak ketika ia terbangun. Ada yang menjadi diksi, mata air, api, kata-kata, angan-angan, bait lagu, sutradara yang bermain peran, hingga menjadi cerita masa lalu yang kerap ingin diziarahi.