aldiantara.kata
Lamat-lamat kau kutangkap mengikuti lirik lagu yang sedang diputar mengisi latar. Kesadaran merebah pada remang ingatan.
Sisa-sisa waktu, perubahan rencana. Serta cuaca.
Kau mungkin kalah, tenggelam pada sekujur pemandangan masa lalu. Mungkin pula aku. Membakar unggun pada penghujung malam dekat bibir laut.
Gemintang yang menjadi pasir. Serta angin yang memintaku pulang.
Rindu yang menjadi jalan pulang, kita tinggalkan pada taman yang sepi. Lampu bundar yang kian redup menuju pagi. Kita sama-sama enggan memanggilnya. Hingga waktu mengubahnya menjadi dendam dan prasangka-prasangka.
Hingga aku usai kumpulkan kembali ranting-ranting kering, yang pernah tak sengaja kau pijak, meninggalkan tubuh daun kering musim semi. Aku akan nyalakan unggun serta puisi-puisi yang kusiapkan sebelum gelap. Hingga menunggumu menangkapku melalui skrinsutan langit malam yang masih kelabu. Serta gerimis yang turun diam-diam.
Tinggalkan Balasan