Oleh: Azki Khikmatiar

 

Hari ini,
Adalah kala pertama kita bertegur sapa
Dua tahun lalu, sebelum kau menjelma alpa
Saat dimana aku belum mengenal luka
Kau datang menawarkan renjana
Mendefinisikan cinta sebagai kita
Hingga aku percaya pada katakata
Diantarakata; diantarakita, katamu!

Hari ini,
Adalah kali pertama kau mengajariku menulis puisi dengan diksi favoritmu
Satu tahun lalu, aku hanyalah si bodoh
yang sama sekali tak mengerti puisi
Aku mencoba menulis dan terus menulis walaupun tintaku telah lama habis
Mengeja bahagia menjadi diksi yang tak ada apaapanya jika dibandingkan diksimu
Diksi kita berbeda; cerita kita tak sama, katamu!

Hari ini,
Adalah kala pertama kau memahat luka
Membuatku mulai mengerti semua kata yang sering kau sebut sebagai muara sukma
Bahwa cinta, bahagia, renjana, luka, alpa adalah bagian terbaik dari katakata
Terimakasih!
Akan kutulis semua ingatan tentangmu dengan tinta berlumuran darah pada lembaranlembaran yang masih memerah
Dasar bodoh!
Mengapa kau alpa begitu cepat?
Padahal aku belum selesai memahamimu
Andai kau bisa hadir sedikit lebih lama
Akan kubuatkan kau ribuan puisi hingga
kau berhenti menangis!
Mungkin, memang sudah waktunya;
Puasa berpuisi.
Ah, andai saja!

 

Papringan, 17 April 2021