Oleh: Abenza’idun
Buncah,
Aku berkesah
Hampir sedu.
Berdeku.
Ku kira sekedar saba.
Hujam rindumu hujan.
Lantas purna,
Tanpa pesan.
Ternyata,
Kau beri sebuah kecupan pada kening kasih.
Semerbak aroma membenam pedih.
Begitu harum.
Mengembalikan senyum.
Menenang jiwa.
Sebagai pesan tanda cinta.
Walau sementara,
Tak mengapa.
Sudah cukup melega nafas.
Walau kan hilang kala panas menggilas.
Aku tak perlu khawatir,
Karena engkau pasti kembali hadir.
Yang,
tetap sama.
Abenz
Tinggalkan Balasan