aldiantara.kata
Petasan. Terdengar lagi. Terlambat dinyalakan. Sedikit buffering. Terompet ditiup malu-malu. Petasan buat terkejut. Tidak semeriah biasanya memang. Namun tetap perlu ada perayaan.
Aku seperti manusia bertubuh gemuk, yang berjalan lambat pada suatu lorong, membawa setumpuk shortlist, sebundel agenda, puluhan rencana, yang kulahap semuanya, tanpa bisa kucerna pada tahun sebelumnya.
Namun kini waktu seperti mesin yang mendorong tubuh gemukku kedepan. Dipaksa merenung dan menyusun harapan-harapan untuk masa yang berada di depan, dengan rencana yang belum usai purna. Tubuhku semakin gemuk, merasa sangat sulit bergerak. Tubuhku terdorong pada suatu masa dan kondisi yang baru. 2021!
Aku berusaha untuk tidak memuntahkan apa yang kucerna pada masa silam. Bahan-bahan makanan berupa ide atau gagasan yang sudah sedikit bau kadaluwarsa, harus sedikit diakali agar tetap bisa diolah dan sajikan.
Petasan berbunyi lagi. Petasan kesunyian dan suatu perayaan kehilangan. Aku harus tidak peduli. Banyak lembar-lembar berserakan yang harus kurapikan di meja tugas.
Petasan saling bersahutan. Apa tahun ini ada kejutan?
Hari ini, hari jum’at. Mari kita berburu nasi jum’at sepulang dzuhur. Kita temukan suatu bukti bahwa pengetahuan ternyata sangat dekat dengan kemakmuran ekonomi.
Nasi kucing! Kini nasi kucing yang berisi oseng tempe dan telur dadar itu berbalut daun pisang dan…daftar pustaka penelitian mahasiswa! Suatu bukti bahwa pengetahuan dapat mengganjal perut orang yang lapar. Panjang umur hal-hal yang baik. Pertanda baik di awal tahun. Penelitian mahasiswa ternyata banyak gunanya. Setelah makan nasinya, orang jadi baca kertas pembalutnya.
Petasan. Tahun baru. Hutang baru. Rencana baru. Harapan baru.
Santai. Keadilan tidak akan meledak seperti petasan. Ia masih berada di lorong kesunyian. Terhambat. Tersumbat. Tidak seperti pengangguran dan penggusuran rumah warga… Ciuuuuu. Duar! Bersahutan. Petasan.
Tinggalkan Balasan