Oleh: Ibnu Masykur
Kita pernah sama-sama bersiasat
Untuk menelikung bangsatnya takdir
Untuk menggilas segala remah air mata
Kita pernah sama-sama tertawa
Tentang segala jadahnya dunia
Tentang busuknya selangkangan para penguasa
Kita juga pernah sama-sama menangis
Ketika pada suatu malam
Mimpi-mimpi tergeletak di tepi aspal
Darah bersimbah
Sedang panasnya timah masih menjalar
Meregang kenang yang terus bersemayam dalam nalar
Tinggalkan Balasan