Khalayak gaduh soal nutrisi. Rakyat banyak berburuk sangka (atau mungkin sudah terlampau jengah dengan keadaan?),

“Berita ini lagi, itu lagi, buat nutupin kasus apa sih?”

Pion-pion maju mendistraksi lirik-lirik puisi yang hidup pada jagat maya. Fenomena, komentar, menjadi sorotan publik. Sesuatu sedang bekerja dalam sepi. Ia menjadi bom waktu yang siap meledak.

“Bukankah yang menang adalah mereka yang tak membaca berita?”

mungkin saja. Atau mereka yang berhasil menahan diri menahan syahwatnya agar tak sedemikian larut berselancar membaca berita-berita baru tanpa jemu. Hingga lupa waktu.

Kiranya nutrisi gratis banyak dipersoalkan. Adakah jalan pintas yang bisa manusia gunakan selain memasukkan makanan lewat mulutnya?

Demikian pula, nutrisi-nutrisi lewat buku, terabaikan. Berdebu. Tak ada yang peduli. Terabas lalui jalan pintas. Tanpa membaca!

Di samping penting memenuhi nutrisi fisik, jangan sampai pikiran kita kekurangan gizi. Atau memasukkan micin micin berupa hoax atau nutrisi yang belum jelas ke dalam pikiran kita.