Monolog (W)ak(t)u

Oleh: Azki Khikmatiar

 

Pada persimpangan waktu ini,
Apa yang sebenarnya sedang aku cari?
Apakah sekadar pendidikan tinggi dan pekerjaan bergengsi?
Ataukah seorang perempuan yang menjadi tempat kembali?
Atau mungkin lebih jauh lagi?
Tapi, bagaimana jika sesuatu yang sedang aku cari
adalah sesuatu yang bahkan tidak pernah pergi?
Ah, sial! hidup manusia seakan-akan harus sesak
oleh pertimbangan dan kekhawatiran saban hari!

Pada persimpangan waktu itu,
Apakah hidup terlihat adil bagiku?
Ataukah hanya adil bagi orangorang tertentu?
Setelah aku melalui jalanjalan panjang yang berliku
Menghuni kota yang berisi tubuhtubuh lebam membiru
Memahami kebaikan dari empedu yang getirnya tak menentu
Menziarahi keindahan dari pisau yang menyayat tubuhku
Aku harus percaya! bahwa adilnya hidup justru adalah
hidup yang tak pernah adil bagi siapapun, termasuk bagiku!

Pada persimpangan waktu ini,
Ternyata hidup sesederhana pertemuanpertemuan di kedai kopi
Ada perempuan yang menghabiskan waktunya untuk menulis puisi
Ada lakilaki yang katanya akademisi sedang sibuk berdiskusi
Ada seorang pengusaha yang bisnisnya tersebar dimana-mana
Ada seorang pengangguran yang masih menikmati kehidupannya
Dan ada banyak sekali manusia dengan kehidupan yang berbeda
Lantas, masih mau menganggap perbedaan adalah kesalahan?
Ah! Persetan!

 

Condongcatur, 28 Januari 2021

1 Comment

  1. Pada persimpangan waktu itu,
    Apakah hidup terlihat adil bagiku?
    Ataukah hanya adil bagi orangorang tertentu?

    Catet! Wkwkw

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *