Lalu Kita Tenggelam, Di Bawah Teduh Malam

aldiantara.kata

Lalu kita tenggelam, di bawah teduh malam. Menyaksikan azalea yang terlelap pada bunga mimpi. Waktu berhenti dan tersudut pada lembah yang kita lupakan. Apa yang kau bayangkan sesaat matamu bahkan terpejam kala menguasaiku. Dapatkah daguku bersandar pada punggungmu yang sabar menahan desah. Sepertiku yang membiarkanmu menari di atas bukit yang basah. Adakah bait-bait yang tertinggal sepeninggal kita yang beranjak mencari udara. Mengganggu teduh malam yang tak sabar menyambut fajar. Malam ini bukan malam pertama sebagaimana kehidupan yang rumit duduk pada daun pintu. Kita bersepakat memanjangkan malam meski matahari telah menyinari punggung.

“Adakah seseorang yang sudah kau lupakan?” Tanyamu dengan tak peduli jawabnya.

“Adakah bagian yang belum kurengkuh ?” Tanyaku menjamah risau yang tak berkenan dimintakan restu.

Aku hendak menawarimu segelas air, namun deras peluk menginsafiku bahwa dahagamu bukanlah air. Kau menawariku kudapan di atas meja, namun hujam cumbu membangunkanku bahwa kekosonganku adalah kasih sayang.

Kau ingin kita berjalan-jalan menyalami lampu-lampu yang nyala berganti peran? Namun jangan kita gantikan dengan tawa kita. Bagaimana jika kesibukan merebutmu kembali? Sementara air mata takkan bisa membeli waktu. Sementara kita tak bisa apa-apa dihadap kesepian.

Aku hendak segera menyelesaikan tulisan ini. Namun aku tak bisa melupakan tatapanmu kepadaku lewat sudut cermin. Sambil membenarkan rambutmu. Menyisakan beberapa paragraf, namun tembok ruang ini memberiku bayangan yang tak jua pupus. Bagaimana jika aku mendengar suaramu kala di atas pangkuan. Menceritakan kepadaku sudut pandangmu yang nakal. Dan memaklumi segala manjaku?

5 Comments

  1. Nunungsusilawati

    27 Oktober 2021 at 9:23 am

    Maa syaa Allooh… semoga Allooh Ta’ala memberikan keberkahan keberkahan, sehingga sukses dunia dan akhirat.

    Yaa Allooh Ta’ala mudahkanlah…. segala sesuatu yang dihadapinya. Tetap semangat…

  2. Sentuhan nuraini yang cukup.
    Butuh kepastian .
    Butuh pernikahan

Tinggalkan Balasan ke Aldiantara Kata Batalkan balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *