aldiantara.kata

 

Kucing hitam putih di atas pusara
apakah tak sengaja berada di sana
menunggu tuan?

Kembang kamboja, wangi melati
rerumput liar tumbuh memakan jalan
telanjur sempit, tanah sisa di pinggiran
sungai, masih menjinjing sampah
plastik yang tak bisa diurai

Alam seperti malu-malu tunjukan kuasa
biarkan air sungai meluap

Kucing hitam putih di atas pusara
tinggalkan temannya,
setia pada pemelihara?
mencakar-cakar tanah
mengubur bunga-bunga yang sudah ditabur di permukaan
melihat manusia menyusun gugur daun-daun
di halaman depan
bak peramal yang menghubungkan antara
kehidupan dan kematian, di atas pusara
sorot matanya tajam menatap peziarah berdatangan

Kucing hitam putih di atas pusara
di tengah kota
bagaimana bisa ia tetap terjaga sunyi
tak terusik manusia yang berlari menemukan
ujung tali, mengelilingi dirinya sendiri
mengubur manusia dengan tanah yang sama.
menakutinya akan sepi sendiri.

Kucing hitam putih di atas pusara
saksikan simbol-simbol keyakinan beragam di atasnya.
ceritakan pada kami keramaian yang
nampaknya sunyi di atas kehidupan,
yang terkasih telah terlelap damai
sesekali menertawakan manusia-manusia
lugu yang berdebat soal keyakinan
maka ceritakanlah bagaimana Tuhan
yang menyambut dengan suguhan ramah

Apakah benar Ia adalah Penyiksa ulung?
Psikopat, sesungguhnya?
aku tak percaya sebab banyak orang suci
pergi beruzlah menyepi mencari Wajah yang Maha Pengasih

Kucing hitam di atas pusara
pulanglah, tuanmu sudah tiada
namun jangan ceritakan percakapan rahasia kita
pada banyak orang gila.