Meski kita buntu kala bernegosiasi soal hubungan. Namun aku senang kita bisa saling bertukar rekomendasi lagu. Kau bilang secara normatif, lagu yang bagus tergantung pada lirik lagu dan MV nya. Dan kau katakan: harus orang Korea! Sementara yang lain lebih menggandrungi musik indie.
Ajaib bukan, suatu lagu mampu menyimpan kenangan seseorang, yang di dalamnya terdapat brankas pribadi yang abstrak, di mana bisa kita titip perasaan di dalamnya. Lalu menjemputnya kapan pun kita mau.
Kalau pun aku bisa memilih cara menikmatinya, aku lebih memilih membuka brankas rasa itu berdua dalam mobil sedan tua malam hari. Suasana hujan dan lagu favorit kita putar. Suasana dingin. Kita yang terdiam. Tersisa hanya alunan lagu lama dan suara wiper mobil mengusap rintik pada kacanya yang mengembun, lalu menggoda kita agar saling tenggelam pada cara bercinta yang ghaib. Lalu terdengar suara kereta menembus hujan melewati batas waktu.
Ah sudah dulu, aku mau pipis.
Tinggalkan Balasan