Penulis: Ratu El Sarah

Ah, Apakah Kau Menggali Kuburku?

Oleh: Thomas Hardy

Judul Asli: “Ah, Are You Digging on My Grave?
Diterjemahkan oleh Ratu El Sarah

Terjemah Bebas (tanpa rima dan irama)

 

“Ah, apakah kau sedang menggali kuburku, sayangku? – menanamkan duka?”
— “Tidak: kemarin ia menikah lagi dengan wanita kaya,
‘tak akan menyakitinya kini ia mati,’ katanya,
“Aku harusnya berbohong padamu tentang pernikahannya.”

“Lalu, siapakah yang sedang menggali kuburku, kerabat terdekatku mungkinkah?”
— “Ah, bukan: mereka hanya terduduk dan berfikir, ‘Apa gunanya menanam bunga
Tak akan pula menyelamatkannya dari jeratan maut.”

“Tapi seseorang menggali kuburku? Apakah musuhku? — datang dengan licik karna aku sudah mati?”
— “Tidak: ketika ia mendengar berita kematianmu yang akan segera masuk kubur,
Ia pikir kau tak lagi bernilai akan kebenciannya,
Tak pedulipun ia dimana engkau terbaring.

“Lalu, siapa yang menggali kuburku? Katakan — karna aku tak bisa menebak!”
— “O ini aku, majikanku sayang,
Anjing kecilmu, aku tinggal dekat,
Dan aku harap aku tak mengganggu kau dalam peristirahatanmu?”

“Ah, ya! Kau yang menggali kuburku….
Mengapa tak terpikir olehku
Bahwa cinta sejati yang kutinggal adalah kau!
Perasaan mana lagi yang pernah kita jumpa
Diantara manusia yang dapat membandingi
Kesetiaan seekor anjing!”

“Majikanku, sesungguhnya aku menggali kuburmu
Untuk menyembunyikan seonggok tulang,
Kali saja aku merasa lapar ketika melalui area ini.
Maafkan aku, namun akupun sebenarnya lupa
Bahwa disinilah tempatmu beristirahat.”— 1914

***

Rhythm: ABCCCB (for each stanza)

 

“Ah, are you digging on my grave,
My loved one? — planting rue?”
— “No: yesterday he went to wed
One of the brightest wealth has bred.
‘It cannot hurt her now,’ he said,
‘That I should not be true.’”

“Then who is digging on my grave,
My nearest dearest kin?”
— “Ah, no: they sit and think, ‘What use!
What good will planting flowers produce?
No tendance of her mound can loose
Her spirit from Death’s gin’”

“But someone digs upon my grave?
My enemy? — prodding sly?”
— “Nay: when she heard you had passed the Gate
That shuts on all flesh soon or late,
She thought you no more worth her hate,
And cares not where you lie.

“Then, who is digging on my grave?
Say — since I have not guessed!”
— “O it is I, my mistress dear,
Your little dog , who still lives near,
And much I hope my movements here
Have not disturbed your rest?”

“Ah yes! You dig upon my grave…
Why flashed it not to me
That one true heart was left behind!
What feeling do we ever find
To equal among human kind
A dog’s fidelity!”

“Mistress, I dug upon your grave
To bury a bone, in case
I should be hungry near this spot
When passing on my daily trot.
I am sorry, but I quite forgot
It was your resting place.”— 1914

Haruskahku Bandingkan Kau dengan Musim Panas?

Oleh: William Shakespeare

Judul Asli: “Shall I compare thee to a summer’s day?
Diterjemahkan oleh Ratu El Sarah

Rhyme Scheme: ABAB CDCD EFEF GG

 

Haruskahku bandingkan kau dengan musim panas?
Engkau lebih indah dan lebih hangat:
Angin kencang yang mengguncang kuncup Bulan Mei
Dan musim panas berlalu begitu cepat:
Terkadang matahari musim panas begitu terik dan buat nanar,
Terkadang juga ia bersembunyi di balik langit yang berawan;
Dan segala sesuatu yang indah akan lekang dan memudar,
Tak sengaja maupun kehendak Tuhan.
Tapi kau, adalah musim panas yang abadi,
Keindahanmu takkan pudar adanya;
Kematian sekalipun takkan menghakimi,
Karena dalam bait ini kau kan hidup selamanya:
Selama manusia masih bernafas dan mata masih melihat,
Selama itu pula kau kan abadi dalam bait yang tergurat.

***

Shall I compare thee to a summer’s day?
Thou art more lovely and more temperate:
Rough winds do shake the darling buds of May,
And summer’s lease hath all too short a date;
Sometime too hot the eye of heaven shines,
And often is his gold complexion dimm’d;
And every fair from fair sometime declines,
By chance or nature’s changing course untrimm’d;
But thy eternal summer shall not fade,
Nor lose possession of that fair thou ow’st;
Nor shall death brag thou wander’st in his shade,
When in eternal lines to time thou grow’st:
So long as men can breathe or eyes can see,
So long lives this, and this gives life to thee.

Sebuah Rasa yang Hambar

Oleh: Wallace Stevens

Judul Asli: The Plain Sense of Things
Diterjemahkan oleh Ratu El Sarah

Tanpa Rima

 

Setelah daun-daun berjatuhan, kita berpulang
Pada sebuah rasa yang hambar. Seakan
Kita telah tiba pada akhir dari khayalan,
Mati dalam ketiadaan.

Sulit bahkan untuk sekedar memilih kata
Untuk menjelaskan kehampaan yang dingin ini, kesedihan tanpa sebab ini.
Bangunan yang megah itu kini menjadi rumah kecil.
Tanpa orang-orang bertuban yang berjalan di atas lantai landai.

Tak pernah rumah kaca itu butuh untuk dicat.
Tungku perapiannya sudah 50 tahun kini condong ke satu sisi
Usaha yang hebat telah gagal, sebuah pengulangan.
Pengulangan akan manusia dan lalat.

Tetapi hilangnya khayalan sudah juga sebelumnya
Terkhayalkan. Kolam yang luas,
Kehampaan yang ia pancarkan, tanpa bayangan, tanpa dedaunan, tanpa lumpur, tanpa air yang seperti cermin kotor, meneriakkan keheningan.

Sebanding, dengan kesunyian seekor tikus yang keluar untuk melihat,
Kolam luas itu dengan bunga-bunga lili yang sia sia, semuanya
Harus dikhayalkan sebagai pengetahuan yang tak terelakkan,
Mesti terjadi, sebagaimana mestinya terjadi.

***

After the leaves have fallen, we return
To a plain sense of things. It is as if
We had come to an end of the imagination,
Inanimate in an inert savoir.

It is difficult even to choose the adjective
For this blank cold, this sadness without cause.
The great structure has become a minor house.
No turban walks across the lessened floors.

The greenhouse never so badly needed paint.
The chimney is fifty years old and slants to one side.
A fantastic effort has failed, a repetition
In a repetitiousness of men and flies.

Yet the absence of the imagination had
Itself to be imagined. The great pond,
The plain sense of it, without reflections, leaves,
Mud, water like dirty glass, expressing silence

Of a sort, silence of a rat come out to see,
The great pond and its waste of the lilies, all this
Had to be imagined as an inevitable knowledge,
Required, as a necessity requires.

Singgah di Hutan Kala Senja Bersalju

Oleh: Robert Frost

Judul Asli: “Stopping by Woods on a Snowy Evening
Diterjemahkan oleh Ratu El Sarah

Rhyme schemeAABA BBCB CCDC DDDD

 

Hutan milik siapa ini, kurasa aku tahu.
Rumahnya berada di desa yang jauh itu;
Tak akan ia lihat aku singgah disini
Menyaksikan hutannya perlahan berselimut salju.

Kuda kecilku pasti terheran
Karena aku berhenti bukan di perkampungan
Diantara hutan dan danau membeku
Dalam senja paling redup sepanjang tahun.

Kudaku menggoyangkan loncengnya
Adakah yang salah maksudnya bertanya.
Suara lain yang terdengar hanyalah sapuan
Akan semilir angin dan serpihan salju di udara.

Hutan ini indah, luas, dan gelap.
Namun ku punya janji yang jangan tersilap.
Juga perjalanan panjang sebelum ku terlelap,
Juga perjalanan panjang sebelum ku terlelap.

***

Rhyme schemeAABA BBCB CCDC DDDD

 

Whose woods these are I think I know.
His house is in the village though;
He will not see me stopping here
To watch his woods fill up with snow.

My little horse must think it queer
To stop without a farmhouse near
Between the woods and frozen lake
The darkest evening of the year.

He gives his harness bells a shake
To ask if there is some mistake.
The only other sound’s the sweep
Of easy wind and downy flake.

The woods are lovely, dark and deep.
But I have promises to keep,
And miles to go before I sleep,
And miles to go before I sleep.