Oleh: Nurhidayah
Aku mengaduh sepanjang malam
Menahan nyeri dibalik rintihan
Pucat pasi mewarnai bibir yang menggetar tak karuan
Menggigil raga tiada henti
Fajar masih remang-remang
Mentari tak kunjung terbit menyambut siang
Tubuh membasah bermandikan keringat resah
Seolah jengkalan maut memutus nadi
Seketika tubuh terbujur kaku
Bibir terkunci membisu
Dalam hati aku bertanya “Apakah ini yang disebut sakaratul maut?”
Detik-detik menegangkan aku tak sadarkan diri
Sukma dan raga serasa berpisah
Pada yang kuasa aku hanya berserah
Pada takdir pun aku berpasrah
Harapku sempat hilang tuk melihat mentari di lain pagi
Kukira aku sudah disurgawi
Ternyata aku hanya mati suri