Oleh: Nenynenok
Sepucuk Asa
Geram
Kelam
Bungkam
Membisu tanpa kata
Diam beribu bahasa
Hangat
Perlahan melekat
Merasuk mengikat
Bubuhkan pesan tersirat
Apalah daya
Semua tiada guna
Terkapar
Jiwa tak mampu mekar
Pucuk asa kusut merengkut
Selimut rasa takut
Semangat seakan hanyut
Kicau Kemakmuran
Derai sepoi berhembus melambai
Gemercik syahdu tetesan suci
Kicau kemakmuran sang pertiwi
Terhentak busungkan dada
Pampongkan limpah alam isinya
Samudra bak harta surga
Jajaran terbentang sejukkan jiwa
Permata mutiara bagai lambangnya
Kicauan kemakmuran sang pertiwi
Terdengar lantang hingga pelosok negeri
Seakan membiuskan pesona
Secuat asa terbingkai untuknya
Tersirat jelas dalam lubuk jiwa
Biarlah kicau terus menggema
Ketika alam terjaga
Masa depan telah tertata
Sang Dalang
Romantika awang-awang
Aku hanya sebuah wayang
Terselip dalam rahwana rumpang
Kencana sang dewi melayang
Sedang kau adalah dalang
Balik dari semua layang-layang
Kau buatku terbang
Saat aku sudah jatuh dan terbang
Kau tetap dalang
Gerakku dalam cerita ompong
Tak bergigi dan bohong
Tapi, kau tetap dalang
Igauan Kosong
Jantungku berdegup perlahan
Membawa kebuntuan dan kebencian
Benci karena segalanya masih igauan
Mimpi tak henti, tangis bercucuran
Semilir angin malam menyadarkanku
Pada kenyataan yang hanya menghancurkan harapan
Kala sang fajar telah datang
Burung pun berkicauan terbang telanjang
Dan semua ilusi itu telah hilang
Riak bulan becanda
Kala derita sirna
Nuraniku pun bertanya
Saat harapanku sirna
Masihkah tuhan mendengar hambaNya
Atau aku yang terlalu sibuk dengan sebuah ilusi
Yang membuatku terkunci dan tak dapat berlari
Dari igauan kosong ini
Harapan Ilusi
Segenggam cahaya
Harapan,tekad, niat
Dalam waktu berdetak
Mengoyak kisah hati
Saat peran berkutik
Yang menggoyahkan putih kisah
Dirimu, dirinya
Yang berharga dalam skenario
Aku, aku, aku
Dan hanya teman dalam hitam, dirimu
Teman nyata, musuh ilusi
Pinta
Aku bersimpuh
Mengadu rasa yang meluruh
Saat langkahku mulai melumpuh
Jiwaku tertatih penuh peluh
Nafasku kian memburu
Memuja lembut asmaMu
Jantungku berdetak
Mendenyutkan lantunan kalbu
Dalam sepertiga malamku
Tak pernah hatiku layu
Mengharapkan ampunanMu
Teriringi dalam ridhaMu
Dalam nirwana dunia dan akhiratmu
Sejuta Mimpi Dalam Sunyi
Sepi, lengang
Sejauh mata memandang
Hanya terlihat rumput ilalang
Menyisakan gemersik daun
Tertiup angin lalu melayang
Dalam sunyi aku berlari
Menjerit pilu berbalas sepi
Hingga akhirnya aku tersadar
Aku perlu sejuta mimpi
Biar angin menyapa
Walau badai melanda
Aku kan tetap ada disana
Merajut asa demi asa
Mengempaskan luka yang tersisa
Demi sejuta mimpi dalam sunyi
Secercah Harapan
Kata senja datang menyapa
Membawa sejuta asa yang tercipta
Kurangkai kisah menjadi sebuah cerita
Saat angin kencang perlahan menerpa
Tubuh merapuh
Terseok bahkan terjatuh
Dan langkah pun semakin berat untuk menempuh
Namun asaku takkan pernah terbunuh
Sebuah tammanni
Berharao menjadi tarojji
Bersama asa dan mimpi
Hadapi realita
Tinggalkan fatamorgana
Ada saatnya
Mengeja tawa bersama.