Penulis: @ncii.chan

Untuk Kau dan Aku Yang Sedang Mengepakkan Sayap

Oleh: @ncii.chan

 

Untuk kau-aku yang sedang mengepakkan sayap,
tadi, sambil menekuni emasnya langit di barat senja
kubayangkan, besama kita pulang dengan alunan
ah,bayangan. Kutitip saja salam dari teras kota
jangan lupa, sampaikan itu kepada sejak dan akan kita.

Untuk kau-aku yang sedang mengepakkan sayap,
kalau-kalau nanti kepakanmu melemah, rehatlah.
tak berarti itu kita tak gagah
tak berarti juga kita terlewat selangkah
tapi, kalau-kalau kita lelah, mari rehatlah

Untuk kau-aku yang sedang mengepakkan sayap,
nanti, andai tiba-tiba aku disergap rindu
jika boleh, beri izin aku mendengarmu,
atau tak usahlah kau tahu,
biar dalam doa syahdu kuajukan namamu.

Untuk kau-aku yang sedang mengepakkan sayap,
kuberitahu, lembaran surat yang kukumpulkan tak akan sampai
dan laguku tentangmu juga tak kunjung usai
bukan, bukan sebab aku jadikan ia selayak zikir,
tapi, syairku tentangmu memang tak menemukan akhir.

 

Yogyakarta, pertengahan 2015.

Ya, dinda!

Oleh: @ncii.chan

 

 

Aku pandangi punggung tangan ini,
jari-jemarinya mulai mengerdil,
garis-garisnya memetakan bekas-bekas kisah,
bekas-basah pipi yang juga sudah tak berisi
lagi, kupandangi dua bola hitam pudar yang dulu legam,
legam, selegam ikal di rambutmu itu

masih, engkau genggam rangka betis
yang menyisihkan secarik kulit mengeriput,
ngilu,
pergelanganmu sudah terlalu kurus untuk tidak memekik,
berontak saat terserempet kursi jati itu,

ya dinda, kau tahu,
usia sudah berulang kali meneriaki kita,
mungkin ia cemburu, mungkin juga malu,
kita pun sadar,
kursi kayu, rumah kayu, jendela kayu ini pun
bukan lagi milik kita,

jemari kerdil, dua bola yang pudar hitamnya,
ikal yang memutih, kulit yang keriput,
dan pergelangan yang ngilu itu,
juga bukan milik kita,

tapi, kau paling tahu,
cantiknya cintaku tak pernah berubah,
tidak memutih, memudar, atau mengerdil
sejak awal aku telah jatuh ke dalam hati di tubuh kurus itu
sejak awal, dinda!

dinda, kitapun sadar, senja akan bosan menemani kita
dan rumah kayu ini bukan lagi tempat kita,
saat terakhir kau datang bersama cinta yang sama,
akupun hanya ingin terlelap,
dan hanya terlelap dalam hangat syahdunya kenangan kita.

 

Yogyakarta, akhir 2014.

Kita

Oleh: @ncii.chan

 

Adakah kala senja menanti
dan biru yang mungkin esok hadir lagi
mengapa harus merasa sendiri? katamu.
jika ternyata kita memang saling melengkapi,
dan hingga senja esok lagi
kita terus melengkapi, memberi, mengasihi.
kita tidak sendiri-sendiri. 

Kita bukan aku dan kamu.
kita adalah campuran benci dan rindu.
kita adalah gumam-gumam kalbu,
dalam bisu,
di jarak sedepan kelopak mata yang menatap Rabb-Mu,
menunggu jawaban: jawabanku jawabanmu,
tentang ke mana kita mau,
yang lahir dari campuran benci dan rindu.

 

Yogyakarta, 03 Maret 2014.