Oleh: Um Sab’ah
Apabila menyimpang dari sikap mulia yang telah Allah anugerahkan kepada kaum beriman maka kemungkinan mengarah kepada sikap sombong atau sikap yang hina. Sikap mulia nan terpuji adalah yang berada di antara keduanya. Apa bila menyimpang dari sikap berani maka kemungkinan mengarah kepada sikap membahayakan diri sendiri dan berani pada hal-hal yang tidak terpuji atau kemungkinan menyimpang kepada sikap pengecut dan mundur dengan tercela.
Apabila menyimpang dari sikap merasa cukup, maka kemungkinan mengarah kepada sikap rakus dan tamak atau kemungkinan mengarah kepada sikap sia-sia. Apabila menyimpang dari akhlak penyayang maka kemungkinan akan mengarah kepada sikap keras dan kasar atau kemungkinan mengarah kepada sikap lemah hati dan pengecut. Pemilik akhlak pertengahan adalah yang dianugerahi dan dicintai, orang merasa mulia di sisinya, ingin bertemu dengannya, dan melimpah manfaatnya.
Seseorang tidak akan menjadi mulia hingga terdapat dua perkara pada dirinya. Pertama, menahan diri untuk memaki orang lain. Kedua, memaafkan kesalahan mereka.
Pergaulan Nabi saw. berada di atas dua pondasi yaitu kesederhanaan dan sikap malu, sementara pergaulan orang-orang melampaui batas berada di atas foya-foya dan kekejian.
Sementara akhlak adalah sikap yang muncul dari jiwa seseorang dengan mudah tanpa didahului berpikir dan memaksa diri.
Tinggalkan Balasan