Oleh: Um Sab’ah
Seorang muslim betapa pun lemah dan lalainya dia tidak mungkin untuk ditinggalkan. Kita semestinya mengerahkan segala kemampuan untuk mengarahkannya dengan cara lemah lembut. Dia hendaknya diperlakukan selayaknya orang sakit yang senantiasa diberi perhatian dan bantuan hingga dia kembali sehat, Allah telah memilih dan menghiasi dia dengan keimanan, memuliakannya dengan Islam dan memasukkannya ke rumah-Nya.
Apabila kondisinya berubah dan akhlaknya buruk, harus memuliakan dan menasehatinya, memotivasi dia dan mengarahkannya, hingga dia kembali kepada Tuhannya, dengan cara memuliakan dan mengingatkan hati akan berubah, kemudian akan berubah pula amalan anggota badan sebagaimana Allah swt. menghidupkan bumi dengan air setelah sebelumnya bumi itu mati.
Dalam al-Qur’an Surat Al-Ḥadid ayat 16-17.
“Belum tibakah waktunya bagi orang-orang yang beriman, untuk secara khusyuk mengingat Allah dan mematuhi kebenaran yang telah diwahyukan (kepada mereka) dan janganlah mereka (berlaku) seperti orang-orang yang telah menerima Kitab sebelum itu, kemudian mereka melalui masa yang panjang sehingga hati mereka menjadi keras. Dan banyak di antara mereka menjadi orang-orang fasik; Ketahuilah bahwa Allah yang menghidupkan bumi setelah matinya (kering). Sungguh, telah Kami jelaskan kepadamu tanda-tanda (kebesaran Kami) agar kamu mengerti.”
Tinggalkan Balasan