Bulan: Februari 2021

Akhlak (24)

Oleh: Um Sab’ah

 

Akhlak adalah rupa yang kokoh dalam jiwa, muncul darinya perbuatan-perbuatan dengan gampang dan mudah. Jika manifestasi perbuatan-perbuatan tersebut baik maka akhlaknya dinamakan baik, dan jika perbuatan perbuatan tersebut buruk maka akhlaknya dinamakan buruk. Akhlak yang baik adalah sifat para nabi dan orang-orang jujur sedangkan akhlak yang jelek adalah sifat setan dan orang-orang jahat.

Akhlak yang buruk adalah racun mematikan, menjatuhkan pelakunya ke tempat yang paling bawah dan menggiring pelakunya untuk meniti jalan setan. Akhlak baik adalah seimbang, maka apabila seorang hamba menyimpang darinya dia akan terjatuh pada lawannya yaitu akhlak yang buruk. Keseimbangan ini terkadang diperoleh dengan kesempurnaan fitrah karunia dari Sang Pencipta Azza Wa Jalla, dan karamah dari-Nya untuk hamba yang dikehendaki-Nya.

Betapa banyak orang yang telah Allah swt. ciptakan menjadi orang yang jujur, dermawan, mulia, murah hati. Terkadang akhlak baik diperoleh dengan usaha keras yaitu dengan cara membawa jiwa ini kepada perbuatan yang menghasilkan akhlak yang diinginkan.

 

Puisi-Puisi Nenynenok #3

Oleh: Nenynenok

 

Sepucuk Asa

Geram
Kelam
Bungkam
Membisu tanpa kata
Diam beribu bahasa
Hangat
Perlahan melekat
Merasuk mengikat
Bubuhkan pesan tersirat
Apalah daya
Semua tiada guna
Terkapar
Jiwa tak mampu mekar
Pucuk asa kusut merengkut
Selimut rasa takut
Semangat seakan hanyut

 

Kicau Kemakmuran

Derai sepoi berhembus melambai
Gemercik syahdu tetesan suci
Kicau kemakmuran sang pertiwi
Terhentak busungkan dada
Pampongkan limpah alam isinya
Samudra bak harta surga
Jajaran terbentang sejukkan jiwa
Permata mutiara bagai lambangnya
Kicauan kemakmuran sang pertiwi
Terdengar lantang hingga pelosok negeri
Seakan membiuskan pesona
Secuat asa terbingkai untuknya
Tersirat jelas dalam lubuk jiwa
Biarlah kicau terus menggema
Ketika alam terjaga
Masa depan telah tertata

 

Sang Dalang

Romantika awang-awang
Aku hanya sebuah wayang
Terselip dalam rahwana rumpang
Kencana sang dewi melayang
Sedang kau adalah dalang
Balik dari semua layang-layang
Kau buatku terbang
Saat aku sudah jatuh dan terbang
Kau tetap dalang
Gerakku dalam cerita ompong
Tak bergigi dan bohong
Tapi, kau tetap dalang

 

Igauan Kosong

Jantungku berdegup perlahan
Membawa kebuntuan dan kebencian
Benci karena segalanya masih igauan
Mimpi tak henti, tangis bercucuran
Semilir angin malam menyadarkanku
Pada kenyataan yang hanya menghancurkan harapan
Kala sang fajar telah datang
Burung pun berkicauan terbang telanjang
Dan semua ilusi itu telah hilang
Riak bulan becanda
Kala derita sirna
Nuraniku pun bertanya
Saat harapanku sirna
Masihkah tuhan mendengar hambaNya
Atau aku yang terlalu sibuk dengan sebuah ilusi
Yang membuatku terkunci dan tak dapat berlari
Dari igauan kosong ini

 

Harapan Ilusi

Segenggam cahaya
Harapan,tekad, niat
Dalam waktu berdetak
Mengoyak kisah hati
Saat peran berkutik
Yang menggoyahkan putih kisah
Dirimu, dirinya
Yang berharga dalam skenario
Aku, aku, aku
Dan hanya teman dalam hitam, dirimu
Teman nyata, musuh ilusi

Pinta

Aku bersimpuh
Mengadu rasa yang meluruh
Saat langkahku mulai melumpuh
Jiwaku tertatih penuh peluh
Nafasku kian memburu
Memuja lembut asmaMu
Jantungku berdetak
Mendenyutkan lantunan kalbu
Dalam sepertiga malamku
Tak pernah hatiku layu
Mengharapkan ampunanMu
Teriringi dalam ridhaMu
Dalam nirwana dunia dan akhiratmu

 

Sejuta Mimpi Dalam Sunyi

Sepi, lengang
Sejauh mata memandang
Hanya terlihat rumput ilalang
Menyisakan gemersik daun
Tertiup angin lalu melayang
Dalam sunyi aku berlari
Menjerit pilu berbalas sepi
Hingga akhirnya aku tersadar
Aku perlu sejuta mimpi
Biar angin menyapa
Walau badai melanda
Aku kan tetap ada disana
Merajut asa demi asa
Mengempaskan luka yang tersisa
Demi sejuta mimpi dalam sunyi

 

Secercah Harapan

Kata senja datang menyapa
Membawa sejuta asa yang tercipta
Kurangkai kisah menjadi sebuah cerita
Saat angin kencang perlahan menerpa
Tubuh merapuh
Terseok bahkan terjatuh
Dan langkah pun semakin berat untuk menempuh
Namun asaku takkan pernah terbunuh
Sebuah tammanni
Berharao menjadi tarojji
Bersama asa dan mimpi
Hadapi realita
Tinggalkan fatamorgana
Ada saatnya
Mengeja tawa bersama.

Pelam

Oleh: Abenza’idun

 

Terspektrum sebuah senyum.
Terbias satu paras.
Oleh cahaya menembus rintik.
Menjelma cinta yang terbius cantik.

Terlukis tujuh warna.
Membentuk sebuah prisma.
Menuntun pada nirmala.
Selaksa dalam nirwana.

Me-ji-ku-hi-bi-ni-u.

Mudah dieja, sulit dilogika.
Menyatu yang berbeda.
Segala menjadi niscaya.
Atas kuasa pada semesta

hadirmu adalah kehadiran-Nya
Melihatmu kumelihat-Nya.

Di suguhan malam.
Diantara rembulan dan bintang.
Delapan tahun silam.
Di langit kota Semarang.

 

Grobogan, 20 Februari 2021

Akhlak (23)

Oleh: Um Sab’ah

 

“Sesungguhnya orang yang terbaik di antara kalian adalah orang yang terbaik akhlaknya.” (Muttafaq ‘Alaih)

Allah swt. telah menciptakan manusia dalam bentuk yang sebaik-baiknya, menjadikannya tersusun dari jasad dan ruh. Jasad dapat melihat dengan pandangan mata, ruh dapat melihat dengan pandangan ilmu. Masing-masing sudah dipersiapkan dan bentuknya ada yang cantik dan ada yang buruk.

Postur manusia bentuknya secara lahir, sementara akhlak manusia bentuknya secara batin. Jiwa yang dapat melihat dengan pandangan ilmu kedudukannya lebih agung daripada jasad yang melihat dengan pandangan mata.

Pelamar Kucing Taman

aldiantara.kata

 

Kos-kosan pada siang hari. Pemilik kos memiliki beburungan yang berkicau. Dalam suasana jalan yang cenderung sepi. Aku memasuki kamarnya yang dingin. Nyanyi beburung yang saling menyaut, sejenak membuatku lupa di hiruk pikuk perkotaan mana aku hidup.

 

Di kota ini, lamaran pekerjaan tidak dimulai dari “We’re hiring”, “ We want you” atau “Dibutuhkan” dengan kebutuhan-kebutuhan yang spesifik tertulis. Ia tidak terang-terangan mencari seorang barista kafe, dosen, asisten rumah tangga hingga biduan.

Khalayak tetiba gempar, menerka lowongan pekerjaan berupa video yang tersebar oleh pemerintah setempat. Video tersebut di dalamnya hanya menampilkan seorang kakek yang sedang membaca surat kabar di bangku taman. Space kosong di sebelahnya nampak seekor kucing yang tertidur. Tamat. Itu lowongan pekerjaannya, terangkum dalam video berdurasi delapan detik!

Banyak orang meributkan video tersebut. Tenaga kerja apa yang sungguh sedang dibutuhkan?

Grup chat  dan medsos bising berkomentar, semua opsi dan segala jenis pembahasan ada kecuali ujaran kebencian. (cieeeh.)

Seorang berpendapat, barangkali yang dibutuhkan adalah seorang yang mampu menjaga seorang kakek?

Seorang lain berpendapat, barangkali yang dibutuhkan adalah seorang jurnalis, atau mungkin cerpenis, lantaran terdapat surat kabar yang dipegang oleh kakek.

Ada yang membicarakan, mungkin yang butuhkan adalah seorang polisi, lantaran mengira-ngira, video tersebut mengenai kejadian perkara sebelum terjadinya peristiwa kriminal.

Ada pula yang membicarakan, mungkin pula yang sedang dibutuhkan adalah seorang pelukis pemandangan sore itu!

Banyak sekali kemungkinan.

 

Keesokan harinya.

Para pelamar kerja datang mengunjungi tempat, lalu menyerahkan berkas lamaran. Berkas-berkas terkumpul, nyatanya oleh staff pemerintah setempat tidak dilakukan penyeleksian. Semua pelamar dipanggil satu per satu untuk melakukan wawancara, tanpa terkecuali. Memang terlihat ribet. Namun bagi staff pemerintah setempat, merasa ribet hanya berlaku bagi orang-orang yang cukup malas.

Seorang pelamar pun dipanggil menuju sebuah ruangan untuk wawancara. Staff pemerintah setempat membaca surat lamarannya berikut daftar riwayat hidupnya.

“Melalui video yang kami sebarkan, pekerjaan apa yang hendak saudara lamar?”

“Saya hendak melamar sebagai kucing yang tertidur di sebelah kakek.”

Raut wajah pelamar terlihat biasa saja, datar. Nampak tidak terkesan sedang mengalami depresi atau gangguan mental.

Staff pemerintah setempat memeriksa curriculum vitae-nya yang polos. Informasi menarik barangkali usianya yang menginjak seperempat abad. Pendidikannya strata dua. Pengalaman kerja belum ada. Penguasaan bahasa serba nanggung. Tidak memiliki riwayat utang piutang, catatan kriminal, juga tak sedang memiliki masalah mental.

Kening mengerut, berpikir agar memberdayakan manusia yang serba nanggung ini. Setelah melihat pendidikan terakhir, ah, bukan jurusan yang ramah pasar kerja.

Staff pemerintah setempat menunda keputusannya untuk mengabulkan keinginannya untuk menjadi kucing taman. Sebab ketika ia menjadi kucing, siapa pengadopsinya?

Pelamar kucing taman pun dikarantina oleh staff pemerintah setempat, bukan lantaran covid-19, namun dipantau mengenai kebiasaan untuk kemudian dicarikan pekerjaan yang cocok.

 

Pelamar selanjutnya. Mendapat panggilan.

Ia tidak menyertakan surat lamaran. Namun tetap melampirkan curriculum vitae. Kepada staff pemerintah setempat, sang pelamar membuka obrolan bahwa ia merupakan seorang bupati Kabupaten Paten. Ia merasa tidak sanggup lagi menjabat. Banyak kekurangan dalam pelayanannya terhadap masyarakat. Daripada diteruskan, kinerjanya akan menurun. Ia merasa lebih baik mencari pekerjaan lain yang disanggupinya.

Staff pemerintah setempat kembali mengernyitkan dahinya.

 

Pelamar kucing taman sudah selesai menjalani masa karantina. Hidupnya memang nampak biasa-biasa saja. Melalui karantina, diketahui bahwa ia memiliki satu kebiasaan rutin: membuat tulisan diary, berisi refleksi terhadap apa yang ia jalani dalam kehidupannya.

Staff pemerintah setempat pun mengutusnya agar  bekerja pada suatu sekolah dengan tambahan embel-embel suatu agama di bekalang jenjang pendidikannya.

 

Sementara itu, seorang pelamar sudah tak menjabat Bupati Paten. Ia kini bekerja menuruti hobinya: memancing. Ia sudah tahu di mana harus menemukan tempat yang baik.

Embung Lobalauk, di Kabupaten Paten. Tak terdeteksi google map.

Konon di embung tersebut banyak sekali ikan. Setiap harinya di embung ini banyak sekali pemancing. Setiap pagi, banyak pula muda-muda mudi hingga orangtua berolahraga mengitari.

Mantan bupati ini sejatinya terdapat tiga misi memancing. Pertama, daripada mengonservasi banyak tempat alam dengan kemampuan yang terbatas untuk memperhatikan banyak tempat, lebih baik fokus kepada satu namun dengan usaha maksimal menjaga agar tetap asri dan bebas limbah.

Kedua, sudah lama sekali ia tidak pergi sebagai orang asing, lalu berbincang dengan orang asing. Ia hanya berharap bertemu dengan orang asing, lalu melakukan perbincangan apapun yang sederhana. Toh selama seminggu berlalu, bahkan tidak ada yang mengenalinya sebagai mantan bupati.

Misi ketiga, ia hendak menemukan ikan legendaris di embung ini, yaitu ikan berkepala buaya berekor hiu, yakni pengalaman ketika ospek sekolahnya, sang senior pernah menyuruhnya untuk mencari jenis ikan itu. Sementara itu, pada usianya yang senja, banyak orang menertawakan imajinasinya. (termasuk aku?)

 

Pelamar kucing taman berhasil menjadi seorang penulis refleksi selama sebulan di sekolah yang ditugaskan. Laporannya menjadi pertimbangan staff pemerintah setempat dalam menentukan suatu sikap. Setelah membaca refleksi selama sebulan, sang staff tidak terlihat terkejut menemukan sebuah fenomena menyedihkan. Setiap seminggu sekali di sekolah tersebut terdapat pertemuan guru bersama seorang HRD sekaligus murabbi. Pertemuan itu diisi dengan  ceramah kerohanian kepada guru-guru. Diantaranya dimaksudkan agar senantiasa sabar dan ikhlas dalam mendidik para siswa.

Sementara itu, SPP para siswa terbilang tinggi, sementara gaji yang diterima oleh para guru terbilang pas-pasan. Kerja pelamar kucing taman sederhana, ia hanya duduk di mana pun di dalam sekolah. Sesekali berada di sudut dapur, lalu mendengar cerita ibu-ibu dapur yang sedari pagi menyiapkan makan siang setiap harinya untuk para siswa. Sesekali berada di sudut ruang guru, mendengar keluh kesah cicilan dan pemasukan yang tidak seimbang, namun diakhiri dengan tawa getir kepasrahan. Seperti kucing, ia memantau aktifitas yang terjadi di sekolah. Barangkali, dalam catatan pelamar kucing taman, uang SPP para siswa, bukan untuk mensejahterakan para guru dan aparaturnya, melainkan menambah pinak saudara-saudara semen, kerikil, batu bata untuk menciptakan bangunan baru, menarik anak sebanyak mungkin agar daftar sebagai siswanya. Rupanya hal yang dibaca oleh staff pemerintah setempat yang menangkap keresahan tulisan refleksi ini, bahwa ceramah rohani digunakan agar menenangkan para guru meskipun diupah kecil, hendaknya bersabar dan ikhlas, jangan melakukan protes, sebab upaya tersebut barangkali termasuk sebentuk tak bersyukur atas pemberian-Nya.

 

Demikianlah kisah pelamar kerja di kota ini. Setiap akhir cerita entah mengapa banyak orang butuh penegasan apakah berujung bahagia atau durjana? Aku hanya bermaksud menambahkan pada penghujung cerita ini, meski pelamar berdatangan melakukan wawancara kerja, nyatanya seorang yang mengaku sebagai staff pemerintah setempat akhirnya ditangkap. Ia dituduh sebagai staff gadungan! Sebab mana mungkin ia melayani masyarakat dengan baik. Jika demikian halnya, maka nama yang disandang seharusnya staff pelayan setempat. Sifat itu mustahil diampu, sama mustahilnya dengan keadaan si mantan bupati itu, yang hidup-hidupan mencari ikan berkepala buaya, berekor hiu!

 

Seorang kakek yang duduk di taman membaca surat kabar, sementara seekor kucing di sebelahnya masih  tertidur pulas. Barangkali menyadari matahari semakin tinggi, ia harus segera beranjak melakukan aktifitas rutin. Surat kabar dibiarkan tergeletak di bangku taman.

Pada surat kabar itu tertulis, “Seorang staff pemerintah gadungan ditangkap.”

Berjalan berlalu, sang kakek bergumam, “Gadungan yang jelas bermaksud baik untuk negeri ini saja bisa ditangkap, apalah lagi jika hanya seorang pengkritik!”

Tiba-tiba seorang lelaki berlari tergopoh-gopoh menghampiri kakek, memanggil, “Pak Bupati Paten…”

Perihal (P)ulang

Oleh: Azki Khikmatiar

 

Pulang kali ini adalah repetisi paling puisi
Menziarahi harihari yang gugur bersama diksi
Aromanya menguap dalam dekap tanpa harap
Serupa aksara yang menua bersama tergesa
Hei! Berdamailah dengan jelaga!

Apa kabar masa lalu? Ah, Enyahlah!
Segala ingatan tentangmu sudah musnah
Bersama serpihan luka di muara renjana
Lidah kita terlalu fasih mengeja bahagia
Tangan kita sudah terbiasa merepih perih

Pulang kali ini adalah repetisi paling imaji
Hujan saban hari hanya menyisakan elegi
Gigilnya tak pernah gagal memeluk sepi
Rintiknya mencapai suatu titik tanpa spasi
Hei! Berdamailah dengan semua benci!

Apa kabar masa depan? Ah, Entahlah!
Sejauh apapun arah kaki melangkah
Rumah adalah tempat merebah resah
Merenungi sisasisa rasa bersalah
Lelah apa yang buatmu menyerah?
Dasar lemah!

 

Mandiraja, 16 Februari 2021

Fragmen Pecinta

aldiantara.kata

 

Berharap dia menjadi seorang yang mampu memecahkan masalah kekasihnya.

Cinta adalah perasaan misterius yang tak terdefinisikan. Seperti tempat bernaung. Menghadapi hati kekasih yang tak bisa diselami dasarnya.

Satu-satunya yang bisa dipelajari barangkali kebebasan. Ruang bagi pecinta. Bukan sebuah ruang memaksa jiwa tanpa sekat-sekat. Cinta begitu menolerir sikap yang tak dikehendaki dengan segala perbedaan.

Memaafkan walau dengan perasaan pedih. Jangan terburu-buru katakan bahwa hubungan sudah tak lagi serasi.

Sebab sesaat lagi rindu akan tiba?

Mengetuk kamar jiwa, mendekap tangan, bermain lagi seperti anak kecil tanpa mata dendam.

Atau selama ini rindu bersembunyi dibalik selimut amarah.

Bagaimana pun, sejatinya sepasang kekasih berasal dari entitas berbeda yang berjalan sendirian.

Cinta yang menggebu-gebu banyak tercapture pada banyak drama. Di alam nyata, para pecinta lebih banyak bersabar, legawa, sekaligus menyimpan rahasia.

Jangan khawatir, kekasih akan kembali, atau terpenjara di tempat yang salah. Bukankah itu suatu derita?

Puisi-Puisi Nenynenok #2

Oleh: Nenynenok

 

 

Kepercayaan

Sebuah daun akan robek jika dirobek
Sebuah air akan habis jika diambil
Sebuah kertas akan hangus jika dibakar
Seperti itulah perumpamaan kepercayaan
Dibohongi dan membohongi
Dikhianati dan menghianati
Dipercaya dan mempercayai
Disakiti dan menyakiti
Dalam ucapan kau dapat menyakiti
Dalam perbuatan kau dapat melukai
Dalam kehidupan kau dapat membohongi
Dalam perjalanan kau dapat mengkhianati
Luka dalam kepercayaan
Tergores oleh kesedihan
Terlampau oleh perbuatan
Tercipta dalam perkataan
Kekecewaan dalam kehidupan
Tersentuh oleh keberadaan
Terluka oleh percikan
Terkulai dalam persoalan
Kepercayaan menjadi ujung
Kesatuan menjadi awal
Sudah tergores oleh kenistaan
Sudah tersakiti oleh kepercayaan

 

Mengganti Yang Ada Mungkin

Kadang hati masih inginkan yang lebih
Otak pun tak sependapat dengan hati
Lantas apa yang harus dipahami
Kalau jiwa saja masih ragu dengan diri
Masihkah ada sisa?
Untuk menghapus separuh luka?
Sebuah penghapus luka tanpa merubah
Mengganti yang ada dengan harapan
Aku masih sama, dengan doa yang tak usai
Jika suatu masalah selalu terasa melilit
Memenjarakan kebahagian tanpa berjanji
Lepaslah lilitan masalah ini menuju jalanmu
Kau tak nampak sekalipun
Namun, pujianmu yang merdu
Hatiku ingin luruh
Hatiku ingin lurus
Hatiku berharap lega
Hatiku tak ingin mengganti yang ada

 

Kembalilah

Tanggalkan sejenak
Sayap pengembara hidup
Kala sinar matahari perlahan tenggelam
Mulai mengalun melodi sunyi
Yang terucap bak tutur kata
Pertandalah hati mengangguk
Tuk membuka suara lama
Kala hadir bentang sinar bintang
Membasuh luka pedih
Yang terpendam lama
Kini kembali bangkit
Rasa hangat pada alam

Akhlak (22)

Oleh: Um Sab’ah

 

Mukmin yang paling sempurna imannya ialah yang terbaik akhlaknya. Sedangkan mukmin yang berakhlak mulia menyamai derajat orang yang berpuasa dan mendirikan shalat. Manusia terbaik adalah yang terbaik akhlaknya, begitu pula mukmin yang terbaik adalah yang terbaik akhlaknya. Berusaha mendapatkan akhlak yang mulia lebih baik daripada berusaha meraih emas dan perak.

Al-Qur’an merupakan gambaran nyata akan perilaku Beliau sebagai manusia terbaik dari sisi akhlak maupun penampilan fisik. Beliau memberi kepada orang yang memboikotnya, memaafkan orang yang menganiayanya, menjalin ikatan dengan orang yang memutuskannya, berbuat baik kepada orang yang berbuat jahat kepadanya.

Semua itu merupakan dasar-dasar akhlak, kita harus mengikuti beliau dalam setiap tingkah lakunya, kecuali apa yang telah Allah swt. khususkan baginya, karena keistimewaan tersebut tidak dapat diberikan kepada selain Beliau, seperti kenabian, wahyu, menikah dari lebih empat, diharamkan menikahi istri istri Beliau setelah Beliau wafat, dan sebagainya.

Bah

aldiantara.kata

 

Lampu menjadi padam. Orang-orang mencari cahaya. Keluarga duduk melingkar mengelilingi penerang. Di pengungsian.

Curah hujan tinggi. Cuaca menjadi buruk untuk manusia, sedang alam mengobati dirinya sendiri. Apakah air ini merupakan cicit air bah masa Nabi Nuh as.?

Selamatkan apa yang menurut manusia berharga.

Bahtera di atas jabal, kini siapa bisa membuatnya, selamatkan banyak manusia terseret arus yang kian mengganas. Arus yang menenggelamkan keberagaman di samping harta benda, merobohkan solidaritas di samping kokoh bangunan. Air bah ini ganas seperti menyerap semua sifat-sifat baik manusia, menyisakan keserakahan yang meninggi seiring air yang terus meluap.

Zaman kiwari berbeda dengan masa Nabi Nuh as. Kini manusia banyak mengaku paling beriman. Simbol identitas golongan menguat. Manusia terkotak-kotak.

Benarlah seorang yang berkata, “Memang sudah seharusnya terjadi bencana. Karena kaum miskin tidakkan sanggup melawan korporasi kelas kakap yang menggunduli hutan. Pemegang bedil moncongnya membela si empunya kuasa. Sedang si miskin tiarap memegang perutnya yang lapar keinginan. Biar alam lah yang bekerja turun membasmi sisanya.”

Sembuhlah bumi. Bagaimana pun manusia akan menjadi penghuni tetap.