Bulan: September 2020

Maling

Bagaimana bisa suatu institusi pendidikan plin-plan soal aturan pembayaran. Sekali berganti, manusia sebut itu khilaf. Berkali-kali aturan berganti, kukira institusi ini yang bermasalah. Rektor dipuja bergaya kekinian di berbagai platform medsos, si Budi sibuk cari uang pinjaman bayar UKT.

Lho? Kok jadi bahas itu? aku tak berniat bahas hal tersebut di atas.

Sabtu. Hari ini hujan tak turun. Cuaca paginya aku berjalan tak temukan bayang sendiri. Angin berhembus ayunkan pakaian tergantung kawat. Malam minggu kelabu, sisakan trauma dan pikiran waswas. Penjahat tahu waktu yang tepat. Manusia berkelana dengan tenaga sisa. Barang-barang sepi sendiri di tempat tinggal.

Malam minggu, pukul delapan malam. Tiga puluh menit bukan waktu lama mengeksekusi. Aksi kriminal aksi pintar. Tiga kamar dibobol maling tanpa kekerasan. Tetangga kamar bersantai menonton televisi tak dengar suara mencurigakan.

Tiga kamar dibiarkan sedikit terbuka. Empat laptop dan satu hanphone hilang dari tangan si empunya. Bersyukur flashdisk berisi data penelitian tesis kawanku tergeletak di atas karpet kamar. Aku kaget memahami kejadian. Tak terhitung berapa kali tatapanku kosong. Data-data harus raib sekaligus di dalamnya.

Aparat bertugas mengetik laporan, tak periksa tempat kejadian. Tak ada simpati, hanya cerita di kecamatan ini tiada hari tanpa laporan kehilangan. Beberapa hari setelah itu aku harus berpayah gondol barang ‘berharga’ kemana-mana. Setiap malam minggu tinggalkan kamar, peristiwa silam menghantui pikiran. Tidak jarang aku panjatkan doa agar diberi keselamatan, sambil kuusap-usap tembok kamar.

Tak habis pikir, aku mulai meraba-raba segala kemungkinan yang absurd. Seperti senang mulai mempertanyakan segala hal. Kapan ada bila seseorang pengendara motor ninja yang kecelakaan, jatuh, orang-orang tak lihat motor spesies apa, sorot mata harus menuju pengendara yang terancam keselamatan jiwanya dalam kondisi luka.

Habis pikir, beberapa buku sastra yang baru kubeli, di rak bahkan beberapa di antaranya buku sejarah, kitab suci, tafsir progresif, buku diari kecil yang kutulis dua tahun awal, buku biografi tokoh pembaharu pemikiran Islam hingga buku Seks dan Revolusi nya Jean Sartre tak kusembunyikan di muka. Kapan hingga buku-buku itu menjadi lebih menarik dibanding harus menggarong barang-barang elektronik.

Dan kenapa aku harus begitu sedih menceritakan ini? Ngga terima?

Dan “Kapan” yang menunjukkan waktu yang entah kapan terwujud itu menyisakan hal lucu lain, orang pergi ke luar dengan bekal buku favoritnya yang ia gendong bersama ranselnya. Sementara itu, tidak sedikit pula kasus laptop atau hape yang tertinggal di kedai kopi, halte, atau ketika di panti pijat.

Hingga seseorang melapor pada aparat tentang kasus kehilangan sebuah buku diarinya. Petugas lalu bertanya kepada pelapor seberapa penting isi diarinya tersebut. Pelapor sejenak menghela nafasnya, berbisik kepada petugas.

“…”

“Benarkah?”

Pelapor hanya mengangguk.

“Berapa?” Tanya Pelapor menanyakan biaya pembuatan laporan kehilangan barang.

“Tidak. Kita temukan dulu diarimu itu.”

Muasal Sesal

Oleh: Azki Khikmatiar

 

Demi secangkir kopi pahit!
Harus dengan apa caraku
membunuh rasa sakit?
Harihari tertimbun tanpa kasih
Bulanbulan bergantian tanpa kisah
Kemana lagi aku harus
mengalamatkan keluh kesah?

Demi segelas coklat dingin!
Harus dengan apa caraku
Menghancurkan rasa ingin?
Harapanharapan perlahan tanggal
Ratapanratapan terpaksa tinggal
Kemana lagi aku harus
mengharmonikan muasal sesal?

Demi apapun yang kau namai ketakutan!
Harus dengan apa caraku
menjawab kulminasi pertanyaan?
Apakah aku harus percaya bahwa waktu akan membawaku pada kesempurnaan?
ataukah aku harus pergi dari malam
yang selalu menawarkan luka lebam?

 

Mandiraja, 23 September 2020

Akhlak (2)

Oleh:  Um Sab’ah

 

Akhlak yang baik terdiri dari empat tiang penyangga. Sabar, menjaga kehormatan, berani dan adil. Sabar dapat membuat seseorang untuk mampu menahan cobaan, menahan amarah, menahan dirinya untuk tidak menyakiti orang lain, hati tenang, lembut, tidak terburu-buru dalam bertindak.

Sikap menjaga kehormatan dapat membuat seseorang untuk menjauhkan dirinya dari perbuatan-perbuatan buruk, membawanya kepada sikap malu, hal itu merupakan inti setiap kebaikan, sikap ini juga menghalanginya dari perbuatan keji, sikap kikir, dusta, menggunjing dan mengadu domba.

Sikap berani, dapat menanamkan pada diri seseorang sikap kemuliaan diri, lebih mengutamakan budi pekerti, dan tabiat yang luhur, dermawan, dan murah hati. Sikap berani juga membuat seseorang untuk dapat menahan amarah dan berlemah lembut. Dengan sikap berani, seseorang dapat mengendalikan dirinya untuk tidak melakukan tindakan kekerasan dan penindasan.

Sedangkan sikap adil dapat membuat seseorang mempunyai keselarasan akhlak, sehingga tidak berlaku zalim dan berlebih-lebihan. Sikap adil membawa seseorang kepada sikap dermawan dan murah hati, yang merupakan sikap pertengahan antara kikir dan berlebihan. Sikap adil merupakan pendorong seseorang untuk bersikap berani yang merupakan sikap pertengahan, antara penakut dan sombong.

Tempat Kita Bertemu

Oleh: Abenza’idun

 

Di taman bunga Kota
Tempat yang kau pilih
Untuk mengajakku bertemu
Melepas rindu
Bersandar di bahuku
Tertawa bersama
Bahkan untukmu meneteskan air mata
Aku ingat itu
Di mana Engkau inginkan Aku
Hanya tempat itulah
Engkau selalu ada walau sekarang Engkau telah tiada.

Dalam Rumah Tuhan, 18 Agustus 2015.

Hujan di Kota

Oleh: Azki Khikmatiar

Jangan lagi menghitung
rintik hujan yang jatuh di kota
Sebab setiap tetesnya selalu
saja menyisakan luka
Biarkanlah hujan menderu di luar sana
Menghantam dinding dan jendela kaca
Kita harus mulai mengadu dadu berangka
Hingga dada kita menjadi sesak seketika

Pada akhirnya kita harus tahu
Hujan di kota akan membawa kita pada
segenap luka yang semakin membiru
Keyakinan bahwa kita tak saling melukai
hanyalah kedustaan yang akan
terus memburu

Krapyak, 21 Februari 2020

Potokopi

Oleh: Aldiantara Kata

 

Kak Apol ini gimana, sih? Padahal aku pesan susu kopi, tapi malah dibuatkan kopi susu. Wangi kopi ngga pernah mengecewakan, tapi sejujurnya ngga suka rasanya yang terlalu pahit.

Dalam secangkir ketjil Kopi Temanggung, aku tak sempat foto ketika bertamu pada seorang dosen malam itu, keburu memanggilku. Padahal, lensa kamera sudah membidik posisi tepat mengambil gambar, antara kopi cangkir dan pot ketjil di atas meja.

Ada suatu foto, tak ada kau di dalamnya. Orang tak tahu di mana bekas kakimu berpijak, adalah keindahan abadi tanpa bisa seorang pun mengomentari kau yang muda atau menua.

Ada suatu foto, ada kau di dalamnya. Orang tak tahu di mana aku meletakkan cintaku.

Ada suatu foto, ada kita di dalamnya. Orang-orang tak tahu suatu rahasia yang kelam, adalah kehidupan yang tidak dibangun di atas air bermanis madu, namun juga kopi pahit yang kita minum perlahan.

Karena foto mesra adalah citra, sementara quotes seringkali menipu.

Cinta mutlak butuhkan pengalaman sepahit kopi. Senikmat-nikmatnya. Emoticon di whatsapp yang seringkali buat salah paham. Cara membaca pesan dengan salah intonasi. Penolakan berujung pertengkaran. Kita yang saling memendam rahasia.

Kita yang saling menyarankan lagu-lagu untuk mewakili perasaan, hingga lupa kita berbicara dengan bahasa kita sendiri.

Kita yang saling menyarankan drama-drama film untuk kita saksikan, hingga lupa kita sedang menciptakan sejarah yang membutuhkan keberanian kita sendiri untuk lakoni.

Kita yang saling menyalahkan, hingga lupa kita memuji dan melempar rindu.

“Kekasih, kau kuat sekali, kau senyum dengan air mata yang tertahan, melihatku marah, tak pahami keinginanmu.”

“Maukah kita berdamai, tanpa harus buru-buru menelan kepahitan yang fana ini?”

Jawabnya?

Oleh: Azizatunnuha

 

Malam ini waktu sedang memusuhiku
Dia menyerangku tanpa permisiku
Dia luapkan segala rasa yang lama kukenal ke seluruhku
Menghujam tanpa celah sedetikpun
Barangkali aku lupa
Tapi tidak
Percakapan hangat namun sadis sore itu
Dengan lengkungan senyum di bibirnya
Ia menyuapiku dengan sajian manis
Aku menelannya dengan hati
Menatap terkagum pada matanya
Berbinar seperti bayi yang lugu
Benar.
Sore itu aku mengerti
Alasan mengapa selama ini dia ada
Mengapa selama ini dia peduli
Mengapa selama ini dia manis
Saat itu aku tersedak
Tak pernah terlintas se-milidetik-pun
Mataku mulai berbinar
Dia memerah
Basah terasa di seluruh bola mataku
Hatiku tersedu
Seluruhku bagai diterpa badai tak berkesudahan
Tatanan masyarakat memisahkan hal paling berharga di dunia ini
Cinta,
Iya.
Suku.
Kita berbeda
Bertahun kuhabiskan dengan bertanya
Namun aku lega.

Jalan Bahagia

Oleh: Azki Khikmatiar

Dalam secangkir kopi yang hampir dingin
Kukumpulkan segala bentuk kekosongan
Malammalam yang menyesatkan
Lagulagu yang lebih tenang daripada kesunyian
Deadlinedeadline yang menyebalkan
Rencanarencana yang berantakan
Tuntutantuntutan yang dipaksakan
Pertanyaanpertanyaan yang membingungkan
Penderitaanpenderitaan yang tak berkesudahan

Bagaimana jika ternyata segala bentuk ketidakberpihakan yang telah kukumpulkan
dapat membawaku pada sebuah jalan bernama kebahagiaan?
Bagaimana jika ternyata kekuasaan panjang yang kumiliki dapat memisahkan mimpimimpi buruk di luar sepengetahuanku?

Ah sudahlah!
Bukankah segala sesuatu yang terjadi adalah yang terbaik?

Pemalang, 18 September 2020

Waktu

Oleh: Abenza’idun

 

Pagi, siang, sore dan malam
Waktu yang tak pernah bersamaan
Datang selalu tepat waktu, tidak pernah telat sekejappun
Enyahpun begitu jua
Begitu disiplinnya
Siapa mereka, bernyawa? berkelamin? bernafas? Jalan atau lari atau hilang?
Entah… Tuhan begitu hebat dengan tangan-Nya.

 

Kampus Putih, 14 Desember 2014

Akhlak

Oleh: Um Sab’ah

 

 

Merenungi al-Qur’an surat  68 ayat 4 dan surat 7 ayat 199.

Agama itu soal akhlak. Siapa menambah akhlaknya, akan bertambah kebaikan agamanya. Akhlak adalah mengerahkan yang baik, menahan dan menanggung gangguan. Seorang abdi akan mendapatkan hal ini dengan tiga perkara yakni ilmu, kedermawanan, dan sabar.

Ilmu mengarahkan manusia kepada tempat-tempat yang baik, membedakan antara yang baik dan buruk, meletakkan sesuatu pada tempatnya. Sehingga kemarahan tidak dapat diposisikan sama dengan kelembutan. Begitu juga tidak berinfak tidak dapat diposisikan sama dengan berinfak. Dengan ilmu manusia dapat mengetahui tempat-tempat kebaikan -keburukan serta tingkatannya.

Sikap dermawan membuat manusia memaafkan hak-hak dirinya. Memberikan porsi lebih ketika melaksanakan hak-hak orang lain. Kedermawanan bagaikan panglima pasukan untuk kebaikan.

Sikap sabar menjaga seseorang dari amarah, menahan diri untuk tidak menyakiti orang lain, tidak membalas kejahatan dengan kejahatan yang sama. Sikap sabar merupakan penopang terbesar untuk setiap perintah Tuhan. Sebagaimana firman-Nya dalam al-Qur’an surat 2 ayat 45.

Dengan tiga perkara ini, seseorang memperoleh penyucian dan penjernihan jiwa, sebagai bekal persiapan melakukan perjalanan menemui Pencipta bersama orang yang dicintainya, karena seseorang akan dikumpulkan di akhirat kelak bersama orang-orang yang dicinta. Akhlak yang baik adalah melakukan perbuatan yang baik, menjauhi perbuatan yang buruk, melepas diri dari perbuatan keji serta berhias dengan amalan yang utama.